![]() |
Koordinator Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA), Alfian |
NEWSRBACEH I BANDA ACEH – Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) mendesak Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh untuk segera menjelaskan keterlambatan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) 2025 kepada publik. Hal ini dinilai berdampak serius pada pembangunan dan perekonomian di tingkat kabupaten/kota.
Koordinator MaTA, Alfiian, mengataka
bahwa hingga akhir April 2025, realisasi APBA belum berjalan optimal.
"Rakyat Aceh belum mendapat kepastian informasi terkait penyerapan
anggaran.
Padahal, ketergantungan daerah
pada APBA sangat tinggi, dan keterlambatan ini memperlambat pertumbuhan
ekonomi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (30/4/2025).
Untuk itu, MaTa Mendesakan adanya
percepatan dan evaluasi program sekaligus MaTA mencatat empat poin kritis Yaitu
:
Transparansi Realisasi APBA, Gubernur
dan Wagub diminta memastikan percepatan penyerapan anggaran tanpa lempar
tanggung jawab antarinstansi.
Selanjutnya Koordinasi dengan
SKPA, Pemimpin Aceh didesak menggelar rapat bersama Satuan Kerja Perangkat Aceh
(SKPA) untuk memantau progres pembangunan, seperti program 1.000 unit rumah
dhuafa Dinas Perkim yang belum terealisasi dari total 2.000 unit yang
dijanjikan. "Ini menunjukkan masalah serius dalam tata kelola dan
transparansi," tegas Alfiian.
Kemudai Review Anggaran Pokir, MaTA
mendorong evaluasi mendalam terhadap Program Kegiatan Inisiatif Rakyat (Pokir)
yang diduga disalahgunakan oknum tertentu. "Anggaran rakyat tidak boleh
dikorbankan untuk kepentingan pribadi," tegasnya.
“Dan yang terakhir adalah Reformasi
Birokrasi, Gubernur Muzakir Manaf diminta mengambil langkah tegas menciptakan
tata kelola yang akuntabel, sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan,”
Pungkas Alfian.