![]() |
Pertemuan tersebut merupakan
bagian dari rangkaian kunjungan kerja SKK Migas Perwakilan Sumatera Bagian
Utara (Sumbagut) dan beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lain di
Aceh. Dalam kunjungan ini hadir Kepala SKK Migas Sumbagut C.W Wicaksono dan
jajarannya. Sementara dari Pertamina hadir General Manager PHR Zona 1 Hari
Widodo, Manager PHE NSO Heri Prayogo, Manager PEP Rantau Field Tomi Wahyu
Alimsyah dan Head of Relation Zona 1 Budi Ariyanto.
Pada kesempatan ini, General
Manager Zona 1 Hari Widodo menyatakan bahwa perusahaan terus berkomitmen
mengoptimalkan lapangan-lapangan migas yang tergolong sudah mature dengan
berbagai inovasi. “Wilayah kerja kami seperti PHE NSO dan PEP Rantau sudah berproduksi
sejak lama dan saat ini berbagai upaya inovasi serta pengeboran baru tetap kami
lakukan untuk mendukung ketahanan energi,” ujarnya.
Gubernur Aceh Muzakir Manaf
menyampaikan dukungan terhadap upaya optimalisasi sektor migas, mengingat
potensi besar yang dimiliki provinsi tersebut. Menurutnya, sumur-sumur tua yang
ada masih memiliki nilai keekonomian yang layak untuk digarap. “Untuk itu,
pentingnya ada sinergi antara pemerintah dan industri migas untuk mendukung
pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Sebelumnya, SKK Migas Sumbagut
bersama PHE NSO telah melakukan kunjungan ke Pemerintah Kota Lhokseumawe dan
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara pada 23 Juni 2025. Dalam kunjungan tersebut,
SKK Migas dan PHE NSO memaparkan kontribusi industri terhadap penyerapan tenaga
kerja lokal yang telah mencapai lebih dari 90 persen, serta dukungan terhadap
restorasi lanskap Cot Girek, kawasan penting bagi keanekaragaman hayati.
Wali Kota Lhokseumawe Sayuti
Abubakar dan Bupati Aceh Utara Ismail A. Jalil menyampaikan apresiasi atas
keberadaan industri migas yang tidak hanya mendukung ketahanan energi nasional,
tetapi juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat lokal. Keduanya menyoroti
pentingnya pelatihan dan pendidikan vokasi untuk mempersiapkan tenaga kerja
lokal yang kompeten di bidang migas.
Sementara itu, PEP Rantau juga
melakukan pertemuan dengan Bupati Aceh Tamiang, Armia Pahmi, untuk memaparkan
rencana kerja tahun 2025 dan meminta dukungan pemerintah daerah dalam
pelaksanaannya. Di tahun ini PEP Rantau juga memiliki beberapa rencana pengeboran.
Upaya optimalisasi migas di Aceh menjadi bagian penting dari target nasional
mencapai 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik
gas per hari (BSCFD) pada 2030 nanti. *