![]() |
Pemko Lhokseumawe Perkuat Sinergi dengan Pelaku Usaha Migas |
NEWSRBACEH I LHOKSEUMAWE - Pemerintah Kota
Lhokseumawe melalui PT Pembangunan Lhokseumawe (Perseroda) menggelar Temu Ramah
Pelaku Usaha Sektor Oil & Gas di Aula Kantor Wali Kota Lhokseumawe, Senin
(6/10).
Kegiatan ini dihadiri oleh Wali Kota Lhokseumawe, Dr. Sayuti
Abubakar, S.H., M.H., didampingi Wakil Wali Kota Husaini, S.E., unsur pimpinan
DPRK, serta 72 perusahaan vendor migas yang beroperasi di wilayah Lhokseumawe
dan Aceh Utara.
Acara bertema “Menguatkan Kolaborasi untuk Masa Depan Energi
Lhokseumawe yang Inklusif dan Berdaya Saing” ini menjadi wadah mempererat
kemitraan antara pemerintah daerah, pelaku industri, dan Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) dalam mendorong pengelolaan energi yang berkelanjutan serta
berdampak langsung bagi masyarakat.
Dalam sambutannya, Wali Kota Lhokseumawe Dr. Sayuti Abubakar
menegaskan posisi strategis Lhokseumawe dalam peta energi nasional. Keberadaan
Blok Andaman dan pembangunan Onshore Receiving Facility (ORF) menjadikan kota
ini kawasan penting bagi pengembangan industri migas di Aceh.
“Pemerintah Kota Lhokseumawe berkomitmen memperkuat sinergi
antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat agar pengelolaan migas
benar-benar memberikan manfaat nyata bagi daerah,” ujar Wali Kota Sayuti.
Ia menekankan bahwa kegiatan industri harus berdampak
positif terhadap ekonomi lokal melalui penyerapan tenaga kerja dan peningkatan
peluang usaha masyarakat. “Kami ingin potensi migas menjadi energi pembangunan.
Pemerintah siap memfasilitasi dunia usaha dan memastikan masyarakat lokal ikut
berperan aktif,” tambahnya.
Sebagai BUMD milik Pemerintah Kota, PT Pembangunan
Lhokseumawe (Perseroda) berperan sebagai penghubung antara pemerintah dan
pelaku industri. Direktur Utama PTPL menyebut forum ini sebagai langkah nyata
memperkuat komunikasi lintas sektor yang produktif dan berkelanjutan.
“Sebanyak 72 perusahaan vendor migas hadir hari ini. Ini
menunjukkan komitmen dunia usaha untuk terus berkolaborasi dan berkontribusi
bagi pembangunan daerah. Kami juga menekankan agar pelaku industri mengutamakan
penyerapan tenaga kerja lokal guna mendorong peningkatan ekonomi masyarakat di
Kota Lhokseumawe,” ujar Direktur Utama PT Pembangunan Lhokseumawe.
Forum ini turut membahas berbagai isu strategis, mulai dari
peningkatan kapasitas tenaga kerja lokal, efisiensi rantai pasok, hingga
penyelarasan regulasi daerah dengan kebutuhan industri. Pemerintah Kota
menegaskan komitmennya menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui
penyederhanaan perizinan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia.
“Kami akan terus berkoordinasi dengan SKK Migas, perusahaan
kontraktor, dan seluruh pelaku usaha agar pembangunan sektor migas berjalan
searah dengan kepentingan masyarakat,” tegas Wali Kota Sayuti.
Kegiatan yang dihadiri unsur pimpinan DPRK, dan pelaku usaha
migas ini disambut positif oleh para peserta. Mereka menilai forum tersebut
menjadi sarana strategis membangun kesepahaman dan memperkuat sinergi antara
pemerintah dan dunia usaha.
Acara ditutup dengan sesi diskusi dan foto bersama sebagai
simbol komitmen seluruh pihak memperkuat kolaborasi menuju tata kelola migas
yang transparan, inklusif, dan bernilai tambah bagi masyarakat.
Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kota Lhokseumawe menegaskan
kesiapannya menjadikan kota ini sebagai pusat energi Aceh yang berdaya saing,
berkelanjutan, dan menyejahterakan masyarakat.
“Sinergi hari ini menjadi langkah awal menuju Lhokseumawe
sebagai kota energi yang mandiri, maju, dan menjadi kebanggaan Aceh,” tutup
Wali Kota Sayuti Abubakar.