![]() |
Susan Pendiri Yayasan Pendidikan Srikandi Sedang menceritakan kepada awak media, foto:Rajabaginda |
NEWSRBACEH I LHOKSEUMAWE – Kabar memilukan datang dari dunia pendidikan Aceh. Yayasan Pendidikan Srikandi Lhokseumawe, yang selama lebih dari satu dekade menjadi rumah bagi ratusan anak didik dari berbagai latar belakang, kini berada di ujung tanduk. Sekolah ini terancam dilelang bank akibat lilitan utang lebih dari Rp 4 miliar.
Wajah Susan pendiri Yayasan
Pendidikan Srikandi tampak sendu ketika menceritakan perjuangannya menjaga
sekolah yang ia bangun sejak 2011. “Jika kami tidak bisa melunasi utang beserta
bunga dan dendanya bulan ini, maka yayasan ini akan dilelang,” ucapnya penuh
kesedihan kepada newsrbaceh, Minggu (5/10/2025).
Susan bercerita, pinjaman sebesar
Rp 3,2 miliar dari salah satu bank BUMN itu dulunya digunakan untuk pembangunan
dan perawatan gedung sekolah, membayar listrik, hingga melengkapi fasilitas
belajar bagi jenjang PAUD, SLB, dan SD. Namun, bunga yang terus bertambah
membuat cicilan semakin berat, terlebih setelah badai pandemi Covid-19
menghantam.
“Saya jatuh di masa Covid.
Sekolah dilarang buka, tidak ada pemasukan sama sekali. Tapi bunga pinjaman
jalan terus,” ujarnya sambil menahan air mata.
Kini, sekolah yang pernah menjadi
tempat tumbuh dan belajar 400 murid dan 65 guru itu tengah berjuang agar tidak
kehilangan segalanya. Di ruang-ruang kelas sederhana itu, masih terukir suara
tawa anak-anak yang bermimpi besar meski datang dari keluarga sederhana.
“Sebagian murid kami adalah anak
yatim dan dari keluarga kurang mampu. Sekolah ini bukan sekadar tempat belajar,
tapi juga rumah kedua bagi mereka,” kata Susan pelan.
Ia masih berharap ada keajaiban
dari pemerintah, masyarakat, maupun para alumni yang kini telah sukses di
berbagai kota bahkan luar daerah untuk bersama menyelamatkan sekolah yang telah
melahirkan banyak generasi berprestasi.
“Saya mohon, jika masih ada
kepedulian, bantulah kami. Jangan biarkan tempat ini lenyap hanya karena utang.
Ini untuk masa depan anak-anak, bukan untuk saya,” ungkap Susan dengan suara
bergetar.
Kini, Yayasan Pendidikan Srikandi
bukan hanya butuh uang untuk melunasi pinjaman, tapi juga butuh tangan-tangan
yang terulur dengan empati dan cinta. Sebab di balik tembok sekolah yang nyaris
dilelang itu, tersimpan harapan besar tentang masa depan Aceh yang lebih baik
masa depan yang dibangun dari ruang-ruang belajar sederhana di bawah naungan
Yayasan Srikandi.
“Pendidikan adalah cahaya. Jangan
biarkan cahaya itu padam hanya karena gelapnya utang.”