![]() |
Aktivis Aceh, Nyak Ih |
NEWSRBACEH I ACEH UTARA — Gelombang unjuk rasa yang meluas di berbagai daerah di Indonesia terus menjadi sorotan publik. Aksi yang dipicu oleh keputusan DPR RI terkait penambahan anggaran di tengah kondisi ekonomi rakyat yang sulit, kini mulai melebar ke berbagai isu lain di luar tuntutan awal.
Aktivis Aceh, Nyak Ih, menyampaikan bahwa fokus utama dari
unjuk rasa ini semestinya tetap pada kebijakan DPR RI yang dinilai tidak
berpihak kepada rakyat. Menurutnya, sikap DPR yang menerima tambahan anggaran
di tengah kondisi ekonomi nasional yang belum pulih telah menjadi pemicu utama
kekecewaan masyarakat.
“Isu sudah melebar. Padahal yang utama adalah DPR RI
bergembira mendapat tambahan uang saat negara sedang tidak baik-baik saja. Isu
harus dikembalikan ke situ,” ujar Aktivis 98 itu kepada wartawan, Sabtu
(30/8/2025).
Lebih lanjut, Nyak Ih juga menyoroti insiden jatuhnya korban
dalam sejumlah aksi unjuk rasa. Ia menegaskan bahwa aparat yang terbukti
melakukan kekerasan harus dimintai pertanggungjawaban.
“Soal korban yang terlindas harus diusut. Polisi yang
melindas harus bertanggung jawab. Jangan terbawa dengan isu luar, Aceh bergerak
dengan isinya sendiri,” tegasnya.
Dalam pernyataannya, Nyak Ih juga menantang para anggota DPR
RI asal Aceh untuk mengambil sikap yang jelas dan tegas terhadap kebijakan
kontroversial tersebut. Ia menilai bahwa bentuk solidaritas paling nyata adalah
dengan menyatakan penolakan terhadap kebijakan yang memicu kemarahan publik.
“Langkah nyata adalah menyatakan menolak kebijakan itu.
Jangan hanya diam melihat rakyat bergerak,” katanya.
Ia juga mengajak para aktivis dan elemen masyarakat di Aceh
untuk membangun analisis sendiri terhadap situasi nasional, tanpa terjebak pada
narasi yang dibentuk pihak luar. Menurutnya, penting bagi gerakan sosial di
Aceh untuk memahami ruang gerak, momentum, dan teritorial dalam pergerakan.
Meski demikian, ia menekankan agar situasi di Aceh tetap
kondusif dan tidak terprovokasi oleh dinamika yang terjadi di daerah lain. Ia
menyebut bahwa akar persoalan berada di Jakarta, dan aksi di Aceh harus fokus
pada isu pokok yang menjadi pemicu gerakan nasional.
“Aceh tetap harus kondusif dan jangan terpancing dengan
daerah lain. Masalah utama di Jakarta. Jika pun kita melakukan aksi maka
aksinya harus pada poin yang menjadi masalah dasar. Ingat, pemicu sudah dibuat,
dan akselerasi sedang dimainkan. Maka hati-hati, jangan sampai anda dijadikan
aktor,” pungkasnya.
Untuk diketahui, gelombang aksi unjuk rasa dalam beberapa
hari terakhir meluas di berbagai wilayah Indonesia, sebagai bentuk
ketidakpuasan terhadap kebijakan DPR RI yang dinilai tidak sensitif terhadap
kondisi rakyat. Di Aceh, sejumlah elemen masyarakat juga mulai menyuarakan
kritik dengan pendekatan khas daerah.