![]() |
Wakil Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Lhokseumawe, Farhan Zuhri |
NEWSRBACEH I LHOKSEUMAWE - Tingkat pengangguran di Kota Lhokseumawe masih menjadi yang tertinggi di Provinsi Aceh selama lima tahun terakhir. Menyikapi kondisi tersebut, Wakil Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Lhokseumawe, Farhan Zuhri, mendorong langkah kolaboratif antara sektor pendidikan dan pemerintah untuk menekan angka pengangguran yang masih mengkhawatirkan.
“Kita mendorong Dinas Pendidikan
Aceh, khususnya Cabang Dinas Lhokseumawe, untuk berkolaborasi dengan Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe dalam menyiapkan output pendidikan
yang memiliki kapabilitas dan siap masuk ke dunia kerja,” ujar Farhan kepada Newsrbaceh.com
Selasa, 13 Mei 2025.
Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) Lhokseumawe, angka pengangguran pada tahun 2024 tercatat
sebanyak 8.111 orang atau setara 8,47% dari total angkatan kerja. Meski
mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, angka tersebut masih
menempatkan Lhokseumawe di posisi teratas tingkat pengangguran di Aceh.
Yang mencolok, mayoritas
pengangguran justru berasal dari lulusan SMA ke atas. Berdasarkan survei
Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2024, tercatat pengangguran dari
lulusan SMA sederajat mencapai 3.112 orang, disusul lulusan universitas
sebanyak 2.078 orang.
“Fakta ini menunjukkan bahwa ada
yang belum sinkron antara pendidikan dan dunia kerja. Karena itu, kita juga
mendorong agar visi Pemerintah Kota Lhokseumawe, khususnya wali kota, dapat
diselaraskan dengan dinamika kebutuhan kerja saat ini,” tambah Farhan.
Ia menilai, sinergi antarlembaga
pendidikan perlu dijadikan pijakan sebelum membangun kolaborasi lanjutan dengan
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) serta Dinas
Ketenagakerjaan. Langkah ini dinilai penting untuk memperlancar proses
penempatan kerja bagi lulusan.
Lebih lanjut, Farhan menyoroti
potensi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang umumnya lebih siap kerja.
“Biasanya alumni SMK memilih langsung terjun ke dunia kerja. Maka dari itu, ada
baiknya dilakukan klasifikasi keterampilan dari lulusan SMK sederajat agar
mereka bisa ditempatkan sesuai dengan keahlian yang dimiliki,” jelasnya.