![]() |
KEK Arun Lhokseumawe, Magnet
Investasi di Barat Indonesia
NEWSRBACEH I LHOKSEUMAWE –
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe terus menunjukkan geliatnya
sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi regional di Aceh. Berlokasi
strategis di persimpangan jalur perdagangan internasional, KEK ini menawarkan
potensi luar biasa untuk investasi, penciptaan lapangan kerja, dan pengembangan
industri berorientasi ekspor. Selasa 5 Mei 2025.
KEK Arun Lhokseumawe adalah
kawasan industri yang berfokus pada sektor energi, petrokimia, agroindustri
pendukung ketahanan pangan, logistik, serta industri kertas kraft. Kawasan ini
terbentuk dari konsorsium berbagai BUMN dan BUMD seperti PT Pertamina, PT Pupuk
Iskandar Muda (PIM), PT Pelindo I, PT Pembangunan Aceh (PEMA), Lembaga
Manajemen Aset Negara (LMAN), dan dikelola oleh PT Patriot Nusantara Aceh.
Total luas kawasan ini mencapai 2.600 hektare.
KEK Arun membentang di dua
wilayah administratif, yakni Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe. Kawasan
ini memiliki nilai strategis karena terletak di jalur Sea Lane of Communication
(SLoC), yakni Selat Malaka—salah satu rute pelayaran tersibuk di dunia. Posisi
ini menjadikan KEK Arun sebagai simpul potensial dalam jaringan rantai pasok
global, terutama di kawasan ASEAN dan Asia Selatan.
KEK Arun resmi beroperasi sejak
14 Desember 2018, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2017. Mengacu
pada proyeksi dari Dewan Nasional KEK, pada tahun 2024, KEK Arun diperkirakan
akan menyerap antara 3.926 hingga 5.496 tenaga kerja, tergantung pada skenario
pertumbuhan investasi yang digunakan dengan target jangka panjangnya menarik investasi hingga US3,8 miliar dan
menyerap 40.000 tenaga kerja pada tahun 2027.
Selain entitas pengelola dan
konsorsium perusahaan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai memainkan peran vital
dalam pengembangan KEK ini. Melalui Kantor Bea Cukai Lhokseumawe, berbagai
fasilitas fiskal dan kemudahan kepabeanan diberikan untuk mendorong iklim
investasi.
Kepala Kantor Bea Cukai
Lhokseumawe, Agus Siswadi, dalam sesi monitoring dan evaluasi (monev) KEK
menjelaskan, “Dalam KEK kami menyediakan fasilitas seperti pembebasan bea masuk
dan insentif perpajakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan
daya saing produk Indonesia di pasar global.”
KEK Arun bukan sekadar kawasan
industri biasa. Selain fokus pada sektor energi dan logistik, kawasan ini juga
memiliki potensi untuk menjadi basis pengembangan industri perikanan dan
pertanian. Dengan kekayaan ekosistem perairan dan komoditas unggulan seperti
sawit, kopi, kakao, karet, kelapa, serta minyak atsiri, KEK Arun diharapkan
menjadi pendorong utama diversifikasi ekonomi Aceh.
Lebih jauh, KEK ini akan
terintegrasi dengan inisiatif jalur sutra maritim (Maritime Silk Road), membuka
peluang lebih besar dalam perdagangan internasional di kawasan Asia Selatan.
Para pelaku usaha di KEK Arun
memperoleh berbagai kemudahan, antara lain: Fasilitas Kepabeanan, merupakan
fasilitas pembebasan atau penangguhan bea masuk, PPN, dan PPh atas barang yang
digunakan untuk kegiatan industri dalam kawasan.
Fasilitas Perpajakan berupa
insentif pajak penghasilan dan kemudahan lainnya untuk menciptakan iklim
investasi yang kondusif dan Sistem Aplikasi KEK yang memanfaatkan platform
digital untuk pengurusan perizinan, pemasukan dan pengeluaran barang secara efisien
dan transparan.
Dengan semua keunggulan ini, KEK
Arun Lhokseumawe telah menjadi episentrum baru dalam pembangunan ekonomi Aceh
yang inklusif dan berkelanjutan. Upaya kolaboratif antara pemerintah pusat,
daerah, swasta, serta lembaga seperti Bea Cukai menjadi fondasi kuat dalam
menggerakkan kawasan ini menuju industri hijau yang kompetitif secara global.