![]() |
SMA Dayah Babul Maghfirah dan Tim KKN USK Gelar Edukasi Kebakaran serta Pasang APAR dan Sirine Peringatan |
NEWSRBACEH I ACEH BESAR – Dalam upaya meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran, Sekolah Menengah Atas Swasta (SMAS) Dayah Babul Maghfirah bekerja sama dengan Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Syiah Kuala (USK) menggelar serangkaian kegiatan edukasi kebakaran dan simulasi penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Sabtu (27 September 2025).
Kegiatan ini lahir dari pengalaman nyata yang pernah dialami
Dayah Babul Maghfirah, di mana lingkungan pesantren tersebut sempat dilanda
kebakaran sebanyak dua kali dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu menjadi
pengingat penting akan perlunya kesiapsiagaan dan pengetahuan menghadapi
musibah serupa di masa depan.
Edukasi berlangsung atas dukungan Dinas Pemadam Kebakaran
dan Penyelamatan Kabupaten Aceh Besar serta kolaborasi penuh dari Tim KKN
Tematik USK 2025 yang sedang menjalankan program pengabdian di dayah tersebut.
Dalam sesi awal, para santri mendapatkan pemaparan teori
tentang Fire Class atau kelas kebakaran, mencakup lima kategori utama—dari
kebakaran bahan padat (Kelas A) hingga kebakaran akibat listrik bertegangan
(Kelas E). Peserta juga diedukasi mengenai penyebab umum kebakaran di
lingkungan pesantren, seperti penggunaan listrik berlebihan, tabung gas bocor,
hingga kelalaian penggunaan api di dapur.
Setelah memahami teori, para santri mengikuti praktik
pemadaman api sederhana menggunakan karung goni basah. Dalam simulasi ini, api
dinyalakan secara terkendali di drum logam, dan para santri secara bergantian
memadamkannya sambil menerapkan teknik yang benar untuk memutus suplai oksigen.
Selain itu, petugas Damkar juga memperagakan penggunaan APAR,
menjelaskan jenis-jenisnya (serbuk kimia, CO₂, foam), bagian-bagian alat, serta
langkah penggunaan yang benar: tarik pin, arahkan nozzle, tekan tuas, dan
semprot ke dasar api. Para santri diberi kesempatan mencoba langsung
menyemprotkan isi APAR ke sumber api kecil di tong latihan.
Kegiatan juga diselingi simulasi penanganan awal kebocoran
gas LPG, termasuk mengenali bau khas gas, langkah mematikan sumber api, serta
cara menghindari ledakan di dapur.
Tim KKN USK yang terlibat dalam kegiatan ini dibimbing oleh Dr.
Ir. Nanda Suriaini, S.T., M.T., bersama Dr. Satriana, S.TP., M.T., dan Prof.
Dr. Muhammad Dani Supardan, S.T., M.T.. Mahasiswa yang aktif terlibat antara
lain Muhammad Rafi Daeng Musyaari, Muhammad Azkia Amirullah, Ilham Rahman,
Putri Farisya Nabila, Rukhma Ardana, Sofia, Sri Pebri Mulianti, dan Muhammad
Fariz.
“Keselamatan adalah tanggung jawab bersama. Edukasi ini
diharapkan membuat warga dayah lebih siap menghadapi bahaya kebakaran dan
meminimalisir kerugian,” ujar pimpinan dayah.
Tindak Lanjut: Pemasangan APAR dan Sirine Peringatan
Kebakaran
Tak berhenti pada edukasi dan simulasi, kegiatan pengabdian
masyarakat oleh Tim KKN Tematik USK berlanjut dengan pemasangan APAR dan sirine
peringatan kebakaran di SMA Dayah Babul Maghfirah, Selasa (7 Oktober 2025).
Pemasangan dilakukan secara kolaboratif antara mahasiswa KKN
dan pihak sekolah di titik-titik strategis, seperti ruang laboratorium, dapur
asrama, dan aula utama. Sirine dipasang di lokasi sentral agar suara peringatan
terdengar di seluruh area pesantren.
Mahasiswa juga turut memeriksa tekanan tabung, memastikan
bracket kuat, dan menguji bunyi sirine untuk memastikan semua alat berfungsi
dengan baik. Setelah pemasangan selesai, dilakukan serah terima simbolis dari
Tim KKN USK kepada pihak sekolah, disaksikan oleh para guru, staf, dan santri.
Dalam sambutannya, perwakilan Tim KKN menyebut bahwa
pemasangan ini merupakan bentuk kontribusi nyata mahasiswa dalam mendukung
budaya keselamatan di lingkungan pendidikan berbasis dayah.
“Kami berharap sarana ini dimanfaatkan dan dirawat dengan
baik sebagai bagian dari sistem tanggap darurat sekolah,” ujarnya.
Pimpinan SMA Dayah Babul Maghfirah menyampaikan apresiasi
dan terima kasih atas dukungan mahasiswa USK. Ia menilai keberadaan APAR dan
sirine menjadi aset penting untuk mewujudkan sekolah yang aman dan siap
menghadapi keadaan darurat.
Sebagai penutup, dilakukan post-test untuk mengukur
peningkatan pemahaman peserta setelah edukasi dan simulasi. Hasilnya
menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan santri dan guru mengenai
prosedur pemadaman dan evakuasi darurat.
Membangun Budaya Aman di Lingkungan Pendidikan
Rangkaian kegiatan ini menjadi bukti nyata sinergi antara
dunia pendidikan tinggi dan sekolah dalam menciptakan lingkungan belajar yang
aman dan siaga.
“Kami berharap semangat siaga kebakaran ini terus dijaga.
Dengan alat dan pengetahuan yang cukup, kami yakin sekolah dapat lebih siap
menghadapi keadaan darurat,” ungkap salah satu anggota Tim KKN USK.
Program ini diharapkan dapat menginspirasi sekolah lain,
khususnya pesantren di Aceh, untuk menjadikan keselamatan sebagai prioritas
utama, sehingga insiden kebakaran yang pernah menimpa Dayah Babul Maghfirah
tidak lagi terulang di masa mendatang.