![]() |
Anggota DPRK Kota Lhokseumawe sekretaris Komisi B, Hery Herman Saputra, |
NEWSRBACEH I LHOKSEUMAWE – Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Lhokseumawe masih terseok di angka 30 persen hingga pertengahan tahun 2025. Hal ini memantik perhatian tajam dari DPRK Lhokseumawe, khususnya Sekretaris Komisi B, Hery Herman Saputra, yang mendesak Pemerintah Kota mengambil langkah konkret dan agresif.
Menurut Hery, lambatnya capaian
PAD menunjukkan masih banyak potensi pajak yang belum tergarap secara optimal.
Ia menyoroti sektor-sektor strategis seperti restoran, hotel, hiburan, hingga
pajak perolehan tanah dan bangunan (BPHTB) yang dinilai belum dimaksimalkan.
“Target PAD tahun ini mencapai
puluhan miliar rupiah, tapi realisasi hingga Juli masih jauh dari harapan. Ini
sinyal kuat bahwa Pemko belum bekerja maksimal dalam mengoptimalkan
sumber-sumber pajak daerah,” tegas Hery kepada awak media.
Lebih lanjut, ia mendorong Badan
Pendapatan Daerah (Bapenda) untuk lebih aktif dan tegas dalam menertibkan para
wajib pajak. Menurutnya, upaya peningkatan PAD tak bisa hanya bergantung pada
strategi administratif, melainkan juga perlu aksi lapangan yang konkret dan
terukur.
“Jika dibiarkan, ini akan
berdampak langsung pada pembangunan dan pelayanan publik. Kami di DPRK siap
mendukung langkah-langkah yang diperlukan, asal eksekutif benar-benar serius,”
pungkasnya.
Situasi ini menjadi sinyal
peringatan bagi Pemko Lhokseumawe agar tidak lengah dalam mengejar
sumber-sumber PAD yang selama ini belum tergarap maksimal. Tekanan dari
legislatif pun menjadi momentum untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap
kinerja Bapenda dan instansi terkait lainnya.