• Topik Utama

    Copyright © Berita Aceh Terkini
    Best Viral Premium Blogger Templates
    NEWS RBACEH :
    Raja Baginda...

    iklan

    Kearifan Lokal: Nyala Api Ketahanan dan Persatuan Bangsa

    Admin
    8/07/25, 16:12 WIB Last Updated 2025-08-07T09:12:14Z

    Kearifan Lokal: Nyala Api Ketahanan dan Persatuan Bangsa


    NEWSRBACEH I SIGLI - Di tengah arus globalisasi yang terus mengikis batas-batas budaya, secercah cahaya kearifan lokal kembali dinyalakan dari jantung budaya Aceh, Sigli, Kabupaten Pidie. Dalam sebuah dialog yang sarat makna dan nuansa kebangsaan, tersirat pesan kuat bahwa akar budaya adalah tiang utama penyangga rumah besar bernama Indonesia.

     

    Dengan tema “Ketahanan Sosial Budaya Berbasis Kearifan Lokal”, acara yang diselenggarakan pada 6 Agustus 2025 di Aula Kantor Kesbangpol Pidie ini menghadirkan sejumlah tokoh yang menggugah nurani tentang pentingnya memelihara warisan leluhur di tengah gelombang zaman.

     

    Dalam sambutan pembuka yang hangat dan reflektif, Bapak Surya Edi, S.IP, MA—Analis Kebijakan Ahli Muda yang mewakili Kepala Badan Kesbangpol Aceh, Dedy Yuswadi, AP—menggugah kesadaran akan urgensi pelestarian budaya di era digital.

     

    “Kearifan lokal bukan hanya hiasan masa lalu, ia adalah napas kehidupan sosial kita. Di balik adat, bahasa, dan seni, tersembunyi mekanisme ketahanan yang telah teruji zaman,” tegasnya.

     

    Sementara itu, Luthfi S. Sufi, ST, MSM, seorang tokoh pemuda Aceh yang dikenal dengan gagasan progresif namun tetap membumi, menyampaikan pentingnya peran generasi muda dalam membangkitkan kembali identitas lokal. Ia menantang pemuda Pidie untuk mendekati para tetua adat dan seniman tradisional.

     

    “Gali ilmu dari mereka yang telah hidup dengan budaya itu. Pelajari seni Endatu kita, lalu bawa ia ke dunia digital. Media sosial bukan musuh budaya—ia adalah panggung baru. Generasi sekarang cinta yang jadul, yang klasik, karena di sanalah kejujuran dan keaslian hidup,” ujar Luthfi dengan semangat.

     

    Kehadiran Syech Aris Munandar, Ketua Dewan Kesenian Aceh Kabupaten Pidie, turut memperkaya diskusi dengan sudut pandang seni sebagai bahasa universal yang bisa menjembatani nilai-nilai tradisi dengan dunia modern.

     

    Dialog ini turut dihadiri oleh Kepala Badan Kesbangpol Pidie, Teuku Iqbal, SSTP, M.Si, yang memberi dukungan penuh terhadap inisiatif pelestarian budaya lokal sebagai bagian dari ketahanan nasional.

     

    Sebanyak 20 peserta yang terdiri dari penggiat budaya, pemuda, dan pelajar turut serta dalam dialog tersebut. Bukan sekadar hadir, mereka menyimak dengan mata yang berbinar, seolah menemukan kembali tali pengikat yang nyaris putus di tengah derasnya budaya instan dan serba cepat.

     

    Mengapa Kearifan Lokal?

    Kearifan lokal bukan hanya catatan sejarah atau aksara yang ditulis di naskah kuno. Ia adalah cermin jati diri, panduan moral, serta sistem sosial yang telah terbukti menjaga keharmonisan komunitas. Di tengah tantangan global—disrupsi digital, krisis identitas, dan polarisasi sosial—nilai-nilai lokal justru menjadi jangkar yang mengikat kita pada akar kebangsaan.

     

    Melalui acara ini, Kesbangpol Aceh dan Kabupaten Pidie menghidupkan kembali obor peradaban dari akar rumput. Sebuah upaya yang tidak hanya simbolik, tetapi strategis dalam membangun daya tahan sosial bangsa.

     

    Sebuah Harapan

    Dari ruang dialog yang sederhana di Pidie ini, tercipta gema yang jauh melampaui batas geografis. Bahwa dalam nyanyian lama, tarian adat, hingga petuah-petuah Endatu, tersimpan resep agar bangsa ini tetap utuh dalam keberagaman.

     

    Satu pesan mengendap dalam hati setiap yang hadir:

     

    "Kita boleh berjalan ke masa depan, tapi jangan pernah meninggalkan jejak langkah para leluhur. Karena dari merekalah kita tahu arah, dan kepada mereka pula kita berutang sejarah."

     

    Kearifan lokal bukan milik masa lalu—ia adalah kunci masa depan.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Nasional

    +